Minggu, 20 September 2015



Solidaritas di Masyarakat

oleh : Maratus Sholekhah

Pada kesempatan kali ini , saya akan kembali menulis study kasus yang terjadi di desa saya beberapa waktu lalu. Kemudian kita analisa dengan menggunakan teori Emile Durkheim untuk membuktikan sejauh mana sikap masyarakat dalam menanggapi sebuah kasus yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Menurut Emile Durkheim ada 2 jenis solidaritas yang di jumpai dalam masyarakat. Jenis solidaritasnya yakni Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organis. Solidaritas mekanis dibentuk oleh hukum represif (pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu). karena anggota masyarakat jenis ini memiliki kesamaan satu sama lain, dan karena mereka cenderung sangat percaya pada moralitas bersama, apapun pelanggaran terhadap system nilai bersama tidak akan dinilai main-main oleh setiap individu. Pelanggar akan dihukum atas pelanggaranya terhadap system moral kolektif.  Meskipun pelanggaran terhadap sistem moral hanya pelanggaran kecil namun mungkin saja akan dihukum. Solidaritas organis dibentuk oleh hukum restitutif (ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks). Dimana seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan mereka, pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu tertentu atau sekmen tertentu dari masyarakat bukannya terhadap sistem moral itu sendiri. Dalam hal ini,  kebanyakan orang tidak melakukan reaksi secara emosional terhadap pelanggaran hukum. Dalam masyarakat ini, perkembangan kemandirian yang diakibatkan oleh perkembangan pembagian kerja menimbulkan kesadaran-kesadaran individual yang lebih mandiri, akan tetapi sekaligus menjadi semakin tergantung satu sama lain, karena masing-masing individu hanya merupakan satu bagian saja dari suatu pembagian pekerjaan sosial.

Contoh kasus :
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, dalam tugas studi kasus  saya akan membahas salah satu kejadian di desa saya, yakni di Desa Waung, Boyolaangu, Tulungagung yang berkaitan dengan pencurian.
Bermula saat Mawar (nama disamarkan) yang mana seorang ibu rumah tangga (35)th yang setiap harinya mengantarkan anaknya yang masih PAUD (pendidikan usia dini) yang lokasinya juga masih didesa Waung. Singkat cerita, Mawar mempunyai niatan mengambil kalung Melati (nama disamarkan) yakni teman satu kelas dari anaknya Mawar. Pada saat situasi dan kondisi dirasa aman Mawar menjalankan aksinya. Dengan alasan ingin membenahi kalung si Melati, si Mawar ternyata mengambil kalung tersebut dan bergegas pulang. Singkat cerita si Melati menceritakan kepada orang tuanya. Dan keesokan harinya, orang tua korban beserta warga menggrebek si Mawar saat mengantar anaknya. Warga mengadili tersangka tanpa melaporkannya ke pihak yang berwajib, kemudian dengan wajah merah karena hujatan warga sekitar tersangka mengakui perbuatannya dan mengembalikan kalung korba. Hingga sekarang, warga seperti mengucilkan tersangka (Mawar) setelah kejadian tersebut.

Analisa kasus : Dari kasus yang terjadi di sekitar rumah saya beberapa waktu lalu tersebut jika kita kaitkan dengan teori Emile Durkheim bisa kita tarik kesimpulan bahwa masyarakat di lingkungan saya cenderung masyarakat yang mempunyai solidaritas mekanik yang besar seperti yang dikemukakan Emil Durkheim. ini terbukti bahwasannya masyarakat dengan kompak (gotong royong) dalam menyelesaikan masalah tanpa harus melaporkannya ke pihak yang berwajib. Mereka saling membantu ketika salah satu dari anggota masyarakatnya merasakan tindak kejahatan yang dirasa mengganggu keamanan dan kenyamanannya. Dan bentuk pengucilan yang dilakukan masyarakat secara kolektif tersebut merupakan bentuk hukuman yang diberikan masyarakat dengan tujuan agar si pelaku jera dan tidak mengulanginya lagi. Walaupun sebernarnya bisa saja warga melaporkan tindakan pencurian tersebut.

Sekian artikel ini saya buat, mohon maaf dan harap maklum jika ada kesalahan dalam penulisan karena masih dalam proses pembelajaran. Semoga bisa bermanfaat


 

1 komentar: